Wednesday, October 27, 2004

Tuk tuk


Di Thailand juga dikenal angkutan yang bernama tuk tuk, tapi lebih mirip bajaj di Jakarta (kalau masih ada...). Di Kamboja mereka menyebutnya tuk tuk juga. Tarifnya 1 dolar amerika per orang sekali jalan.Kalau pintar menawar, ya dapat diskon. Kalau bisa ngomong pisa khmer (bahasa Kamboja), cuma bayar 2000 riel 50 % diskon. Satu dolar lebih kurang empat ribu riel. (foto koleksi pribadi)

Sunday, October 24, 2004

Siem Reap

Sok Sebai? Begitu sapaan akrab dari orang Khmer kepada setiap orang yang ditemui dan biasanya disertai dengan senyuman yang ramah dan akrab. Apa kabar? Lebih kurang begitu artinya.

Siem Reap adalah ibu kota propinsi Siem Reap, Kamboja. Kota ini menjadi sangat istimewa karena di kota inilah terletak candi kuno yang sangat legendaris, Angkor Wat. Angkor Wat berarti candi ibukota.

Kota ini kota kecil, berpenduduk kurang lebih 100 ribu jiwa. Pada masa jayanya sekitar abad ke 10 sampai abad 13, Siem Reap merupakan ibukota kerajaan Khmer yang terkenal akan keindahan dan seni arsitektur candi yang mengagumkan. Kota ini dikenal dengan nama Angkor. Banyak sekali candi di kota ini, jumlahnya ratusan. Hanya belasan candi yang masih utuh dan berhasil direstorasi. Sebagian besar terkubur dalam tanah lenyap ditelan zaman dan sebagian yang lain tertutup oleh hutan tropis.

Kalau mau dibandingkan dengan kota di Indonesia, kota ini mungkin mirip dengan Yogyakarta. Denyut kehidupan berjalan lambat. Banyak penduduk yang hilir mudik dengan sepeda dan motor. Ada juga semacam andong yang ditarik dengan motor, disebut tuk tuk. Tuk tuk bisa membawa penumpang dua sampai empat orang, tergantung kepada ukurannya.

Penduduk Kamboja secara garis besar dapat dibagi kedalam tiga kelompok. Kelompok pertama adalah orang Khmer, penduduk asli Kamboja. Kelompok kedua adalah orang Champa, penduduk dari bekas kerajaan islam Champa yang kini terpecah ke dalam wilayah Kamboja dan Vietnam. Kelompok ketiga adalah campuran orang Indochina, keturunan Vietnam, Laos, Thai, China dan lain-lain.

Bahasa nasional kamboja adalah Bahasa Khmer, hurupnya mirip hurup pallawa seperti yang tertulis di candi-candi, walaupun tidak sama persis. Hurup yang tertulis di candi-candi adalah hurup sanskerta atau orang Khmer menyebutnya sebagai hurup phali. Tidak semua orang Khmer bisa membaca hurup phali. Para biksu biasanya mampu membaca hurup ini.